Senin, 27 Januari 2014

Tidak lagi sebagai Ikhwan

saat itu aku pernah mencapai puncak pada masa kejayaanku sebagai regenerasi muslim muda. butuh perjuangan yang panjang untuk mencapainya, dan dorongan tak lupa mengiringi setiap langkahku. bersama seorang sahabat kami bermimpi akan membawa kota dimana aku tinggal.untuk menjadi kota yang religius. akan tetapi sampai sekarang mimpi itu belum terwujud karena kami sudah tidak lagi bersama. dan aku berusaha untuk membuat diriku tegar dan tetap mewujudkan mimpi kami. waktu berkata lain saat masa kejayaan ku berada dipuncak menjadi seorang remaja yang sholeh akhirnya kandas begitu saja, karena terbuai angin yang menyejukan hingga ku terjatuh dari puncak. sangat lah disayangkan karena untuk mencapai puncak butuh waktu yang lama dan akan berhadapan dengan berbagai macam cobaan saat menaikinya. harus mengulang lagi dari bawah. meskipun mencoba dengan lajur yang sama, akan tetap tak mudah meraih kejayaan menjadi seorang yang sholeh. dahulu sesama kumpulan kami, aku mendapat gelar seorang ikhwan, seorang santri, dan banyak lagi sebutan untuk ku. namun sekarang tidaklah lagi ku pantas mendapat sebutan itu, disisi lain saat terjatuh dari puncak diriku beralih dan terjerumus akan fartamogana dunia. saat ini aku hanya bisa berharap untuk bisa sampai lagi dipuncak dan menyandang sebutan lamaku sebagai seorang ikhwan. namun itu semua tinggal harapan belaka. aku perlahan mulai jauh dari agamaku, yang tadinya aku sholat lima waktu dan berusaha menjaga untuk bejama'ah, tapi kini sholatpun terkadang dengan sengaja kutinggalkan. nauzubillahi min jalik.. begitu parah nya sekarang. tidak lah salah ada pepatah yang mengatakan "Lebih baik menjadi mantan premen, daripada mantan ustadz". namun aku sudah mencoba keduanya. sekarang ku mulai mengerti semua itu berawal dari hati dan pikiran yang merasa nyaman. dan ku sadari bahwa aku islam karena orangtua ku beragama islam. dan aku terlahir sebagai orang islam. pengalaman yang tadi nya sempat membuat drop dan kepesimisan dalam diriku kalau aku takkan bisa lagi menjadi ikhwan. hingga suatu hari ku menyadari kalau aku memang tidak bisa lagi menjadi ikhwan , tapi setidaknya aku masih bisa untuk memperbaiki diriku. dan timbul lah dalam diriku untuk mendalami agamaku. karena aku tak ingin selamanya kalau aku menjadi orang islam karena orangtua ku islam. pelan-pelan ku mempelajari islam dan mencoba mengamalkan apa yang telah diajarkan dalam islam. dan aku tak ingin menjadi seorang ikhwan, ikhwan-ikhwanan yang maksudnya semua kulakukan karena guru atau tutor yang membimbingku. dan aku juga tidak begitu mengerti yang dikatakan ikhwan itu harus seperti apa ? yang jelas aku sekarang bukanlah seorang ikhwan lagi, walau ku tidak begitu mengerti ikhwan itu harus seperti apa ? dan sekarang aku juga tak ingin menjadi orang islam tapi tidak mengenal islam itu sendiri apa ? aku saat ini ingin mengucapkan terima kasih kepada tutorku yang telah menganggapku sebagai ikhwan yang sebenarnya tidak kumengerti "ikhwan itu harus sperti apa ?" dan terima kasih juga kepada ayah dan ibu karena telah mengenalkan ku agama islam sejak aku lahir. aku akan mencoba mempelajari semua dengan bekal yang kalian berikan kepadaku. namun kali ini aku ingin meraih puncak bukan karena gelaran sebagai ikhwan lagi, tapi aku beralih meraih puncak sebagai orang yang sholeh dan aku akan mempelajari lagi apa itu islam ?, bagaimana islam dalam kehidupan sehari-hari ?, siapa yang membawa agama yang mulia ini ?, kenpa dia (Muhammad) membawa agama islam ini kedunia ? semua itu akan ku coba mencari tahu. guna untuk memperdalam ilmu ku tentang agama.

M. Fajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar